Selasa, 14 April 2015

Kisah Teladan





KISAH SEORANG PEMUDA YANG BERNAMA ‘UZAIR’

        Pada suatu hari ketika Uzair memasuki kebunnya yang menghijau dengan pokok-pokok tanaman dan tiba-tiba hatinya telah terpesona serta tertarik untuk memikirkan rahasia keindahan dan keajaiban alam ini. Sesudah memetik buah-buahan dia pulang dengan keledainya sambil menikmati keindahan-keindahan alan sekitarnya sehingga keledai yang ditungganginya tersesat jalan. Setelah sekian lama barulah Uzair sadar bahwa dia telah berada di suatu daerah yang tidak dikenali oleh beliau serta sudah jauh dari negrinya sendiri.
Setelah Uzair sampai ke daerah itu dilihatnya kampung itu baru saja diserbu oleh musuh-musuh sehingga menjadi rusak binasa sama sekali. Tempat bekas reruntuhan terdapat mayat-mayat manusia yang bergelimpangan yang sudah busuk dan hancur. Melihat pemandangan yang mengerikan itu, Uzair pun turun dari keledainya dengan membawa dua keranjang buah-buahan, manakala  keledainya itu ditambat disitu. Kemudian Uzair pun bersandar pada dinding sebuah rumah yang sudah runtuh sebagai pelepas rasa penatnya. Dikala itu fikirannya mula memikirkan manusia yang sudah busuk itu.
        “Bagaimana orang-orang yang sudah mati dan hancur itu akan dihidupkan oleh Allah kembali di negri akhirat?” begitulah pertanyaan yang datang bertalu-talu yang tak terjawab olehnya sehingga dia menjadi lemah lunglai dan kemudiaan terus tertidur. Dalam tidurnya itu, dia seakan-akan bertemu dengan semua arwah (roh-roh) orang-orang yang sudah meninggal itu. Tidurnya amat luar biasa sekali, bukan hanya sejam atau semalaman tetapi dia tertidur terus-menerus tanpa bangun-bangun selama seratus tahun lamanya.
        Dalam masa tidurnya itu, keadaan di sekitarnya sudah ramai, rumah serta bangunan-bangunan banyak yang telah didirikan. Dalam masa seratus tahun itu, segala-galanya sudah berubah, manakala Uzair tetap terus tidur tersandar di dinding buruk itu menjadi jasad (tubuh) yang sudah tidak bernyawa lagi. Dagingnya sudah hancur dan tulang belulangnya sudah hancur lebur.
        Kemudian jasad Uzair yang telah mati, daging dan tulangnya yang sudah hancur itu disusun kembali oleh Allah pada bagian masing-masing lalu ditiupkan rohnya dan ketika itu juga Uzair hidup kembali seperti dahulu. Uzair terus berdiri seperti orang yang bangun dari tidur lantas dia mencari keledai dan buah-buahanya di dalam keranjang dahulu.
        Tidak berapa lama kemudian, turunlah beberapa malaikat seraya bertanya, “tahukah engkau wahai Uzair berapa lama engkau tidur?” tanpa berfikir panjang  Uzair menjawab “saya tertidur sehari ataupun setengah hari.”
        Lalu malaikat pun berkata kepadanya “ bahwa engkau terdampar disini genap seratus tahun lamanya. Disini engkau berbaring, berhujan berpanas matahari, kadang ditiup badai, hawa sejuk dan juga panas. Dalam masa yang begitu panjang, makanan engkau tetap baik keadaanya, tetapi lihat keledai itu, dia sendiri pun sudah hancur dan dagingnya sudah busuk.”
        Berkata lagi malaikat “lihatlah dan perhatikanlah sungguh-sungguh, demikianlah kekuasaan Allah. Allah dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati dan mengembalikan jasad-jasad yang sudah hancur lebur dan dengan semudah itulah Allah akan membangkitkan semua manusia yang sudah mati untuk diperiksa dan diadili segala perbuatannya di akhirat kelak. Hal ini di perlihatkan oleh Allah kepada engkau supaya iman engkau tetap dan engkau sendiri dapat menjadi bukti kepada manusia yang lain supaya engkau dan manusia yang lain tiada ragu lagi tentang apa yang diterangkan Allah tentang akhirat”.
        Setelah Uzair melihat makanan dan keledainya yang sudah hancur itu, maka Uzair pun berkata, “sekarang tahulah aku bahwa Allah itu adalah berkuasa atas setiap sesuatu”. Tiba-tiba keledai yang sudah hancur itu dilihatnya mulai dikumpulkan daging dan tulangnya dan akhirnya menjadi seperti sediakala. Maka Uzair pun berkata, “sekarang tahulah aku bahwa Allah berkuasa atas segala-galanya”. Lalu uzair pun mengambil keledainya kemudian menunggangnya untuk pulang kerumahnya dahulu dengan mencari-cari jalan yang sulit untuk dikenali, dilihatnya segalanya telah berubah. Dia mencoba mengingat apa yang pernah dilihatnya seratus tahun lalu. Setelah menempuh berbagai kesulitan akhirnya Uzair pun sampai kerumahnya. Setelah sampai Uzair mendapati rumahnya yang sudah hancur, semua dinding rumahnya sudah runtuh. Sewaktu Uzair memandang keadaan sekeliling rumahnya, tampak terlihat seorang perempuan tua, lantas Uzair pun bertanya, “inikah rumah tuan Uzair?”
        “Ya” jawab perempuan itu. Inilah rumah Uzair dahulu, tetapi Uzair telah lama pergi dan tiada didengar berita tentangnya lagi sehingga semua orang pun lupa padanya dan saya sendiri tidak pernah menyebut namanya selain kali ini saja”. Kata perempuan itu sambil meneteskan air mata.
        “Sayalah Uzair”, jawab Uzair. “Saya telah dimatikan oleh Allah seratus tahun dahulu dan sekarang saya sudah dihidupkan oleh Allah kembali”.
        Permpuan tua itu terkejut seakan-akan tidak percaya, lalu dia pun berkata, “Uzair itu adalah seorang yang paling sholeh, do’anya selalu dimakbulkan oleh Allah dan telah banyak jasanya di dalam menyembuhkan orang yang sakit”. Sambungnya lagi, “saya ini adalah hambanya sendiri, badan saya telah tua dan lemah, mata saya pun buta karena selalu menangis terkenangkan Uzair. Kalaulah tuan ini Uzair maka cobalah tuan do’akan kepada Allah supaya mata saya terang kembali dan dapat melihat tuan”.
        Uzair pun menadahkan kedua belah tangannya kelangit lalu berdo’a kepada Allah. Tiba-tiba mata orang tua itupun terbuka dan dapat melihat dengan lebih terang lagi. Tubuhnya yang tua dan lemah itu kembali kuat seakan-akan kembali muda. Setelah merenung wajah Uzair dia pun berkata, “benar, tuanlah Uzair. Saya masih ingat”. Hambanya itu terus mencium tangan Uzair, lalu keduanya pergi mendapati orang ramai, bangsa Israil. Uzair memperkenalkan dirinya bahwa dialah Uzair yang pernah hidup dikampung itu lebih dari seratus tahun yang lalu.
        Berita itu bukan saja mengejutkan bangsa Israil, tetapi ada juga yang meragukan dan ada yang tidak percaya dengannya. Walau bagaimanapun berita itu menarik perhatian semua orang yang hidup ketika itu. Karena itu mereka ingin menguji kebenaran Uzair. Kemudian datanglah anak kandungnya sendiri seraya bertanya, “saya masih ingat bahwa bapak saya mempunyai tanda di punggungnya, coba periksa tanda itu kalau benar dia Uzair”.
        Tanda itu memang ada pada Uzair, lalu percayalah sebagian dari mereka. Akan tetapi sebagian yang lain ingin bukti yang lebih nyata. Maka mereka berkata kepada Uzair, “bahwa sejak penyerbuan Nebukadnezar keatas bangsa dan negara Israil dan setelah tentara tersebut membakar kitab suci Taurat, maka tiadalah seorang pun bani Israil yang hafal isi Taurat kecuali Uzair saja. Kalau benar tuan Uzair cobalah tuan sebutkan isi Taurat dengan betul”.
        Uzair pun membaca isi Taurat itu satu persatu dengan fasih dan lancar serta tidak salah walaupun sedikit. Mendengarkan itu barulah mereka percaya bahwa sungguh benar itulah Uzair. Ketika itu, semua bangsa Israil pun percaya bahwa dialah Uzair yang telah mati dan dihidupkan kembali oleh Allah.
        Banyak diantara mereka yang bersalaman dan mencium tangan Uzair serta meminta nasehat dan panduan daripadanya. Tetapi sebagian dari kaum yahudi yang bodoh menganggap uzair sebagai anak Tuhan pula.
        Maha Suci Allah yang tidak mempunyai anak yaitu Uzair maupun Isa, karena semua makhluk adalah ciptaanNya. Janganlah kita was-was tentang kekuasaan Allah. Kalau masih ada yang ragu-ragu tentang kekuasaan Allah, obatnya hanya satu saja, hendaklah dia membaca dan memahami Al-qur’an, karena was-was itu adalah bersumber dari syaitan.
        Demikian kisah seorang pemuda yang bernama Uzair, semoga kita semua menjadi insan yang tegar dalam keimanan tanpa ragu-ragu terhadap kekuasaan Allah dan semoga kita semua selalu mendapatkan Ridho Allah swt, amin yaa rabbal alamiin ...
Wassalam,